
Reporter
DiniSenin, 14 Desember 2020 - 02:00
Editor
Bruriy Susanto
BANJIR: TNI-Polri bersama instansi terkait mengecek kondisi banjir yang merendam rumah warga akibat dari meluapnya sungai Kali Lamong. Foto: Karin
JATIMNET.COM, Mojokerto - Luapan sungai Kali Lamong ini dimungkinkan karena tak kunjung dilakukan penindakan yakni normalisasi, akibatnya merendam 70 pemukiman rumah warga. Belum lagi, jebolnya tanggul sepanjang lima meter di Desa Banyulegi, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto.
Sehingga menyebabkan air tak kunjung surut di Desa Banyulegi, Desa Pulorejo, dan Desa Gunungan. Apalagi Minggu 13 Desember 2020 itu seharin kemarin guyuran hujan tak kunjung berhenti di wilayah Kabupaten Mojokerto.
Camat Dawarblandong, Norman Handito mengaku, pihaknya tak mempunyai kewenangan terkait normalisasi Kali Lamong. Kendati bencana banjir ini terjadi setiap tahun terjadi di kala masuk musim penghujan seperti saat sekarang. "Itu bukan kewenangan kita bahkan Pemkab Mojokerto, karena sendimen di Kali Lamong kewenangannya di BBWS Bengawan Solo," ucapnya.
Awal tahun 2020, lanjut Norman Handito, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa datang meninjau ke lokasi yang saat ini kembali terendam banjir dikarenakan jebolnya tanggul yang dibangun desa. Pemrov berjanji mencoba mengkomunikasikan ke BBWS terkait normalisasi sepanjang aliran Kali Lamong yang melintasi tiga desa tersebut.
BACA JUGA: Tanggul Sungai Kali Lamong Jebol Rendam Pemukiman Tiga Desa di Mojokerto
Norman mengaku, hingga kini belum merasakan dampak dari adanya normalisasi yang akan dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) di sepanjang aliran Kali Lamong.
"Kami belum merasakan normailisasi. Sampai saat ini kami belum tahu, dan agak skeptis terhadap hal itu. Ya jadi kami melakukam langkah-langkah yang bisa kami lakukan pada akhir tahun kemarin dengan menyisihkan dana desa. Lalu kami pinjam eskavator dari PUPR secara cuma-cuma untuk membantu penanggulangan," katanya.
Tak hanya itu, ia menyampaikan, sebelum kembali diterpa banjir tahunan ini pihaknya sudah berusaha membangun tanggul pada 2019 lalu secara mandiri atau swadaya yang diambil dari dana desa. "Tanggul ini adalah swadaya kita yang ada di sini, tanahnya milik warga yang diberikan gratis untuk kita gunakan," ujarnya.
Selain itu, ia dan perangkat desa setempat rencananya berupaya untuk melakukan perbaikan secara mandiri lagi terhadap tanggul yang jebol sepanjang lima meter di Dusun Balong, Desa Banyulegi, Kecamatan Dawarblandong. "Untuk yang Dusun Balong ketika air surut dan kalau sudah tidak banjir lagi maka akan dilakukan penambalan tanggul kurang lebih 5 meter," tambahnya.
BACA JUGA: Sungai Kali Lamong Meluap, Dua Kecamatan di Gresik Tergenang Banjir
Sementara, di Dusun Klanting, Desa Pulorejo, ia menjelaskan masih akan mengupayakan agar lahan yang dimiliki warga di pinggiran sungai bisa diberikan secara cuma-cuma untuk pembuatan tanggul. "Harapannya warga mau memberikan sedikit lahannya untuk kita pakai tanggul memutar dan tidak terlalu luas. Atau solusi lain beberapa rumah di pinggir sungai itu ditinggikan," jelasnya.
Norman mencatat rumah warga hingga kini yang masih terendam air dengan ketinggian mencapai 60 centimeter sampai 90 centimeter berjumlah 70 rumah. Yakni, Dusun Balong, Desa Banyulegi sebanyak 30 rumah, Dusun Klanting, Desa Pulorejo 20 rumah, sedangkan Dusun Talunsudo, Desa Gunungan Kecamatan Dawarblandong sebanyak 20 rumah.
"Total benar-benar terdampak ada 70 rumah. Kalau yang dilewati air saja lebih jumlahnya, seperti di Dusun Ngaros cuman saya cek tadi sudah surut," katanya.
BACA JUGA: Jadi Langganan, Sungai Kali Lamong Meluap Butuh Penanganan Serius
Sementara, Kapolresta Mojokerto AKBP Deddy supriadi, bersama Dandim 0815/cpyj Letkol Inf. Dwi Himawan Susanto, didampingi Camat Dawarblandong Norman Handito meninjau langsung lokasi tanggul yang rusak lantaran tak kuat menahan intensitas guyuran hujan yang tak henti sejak kemarin, Sabtu, 12 Desember 2020 malam.
"Jadi kami meninjau langsung lokasi kejadian banjir dari luapan Sungai Lamong yang ada di Dusun Balong, Desa Banyulegi, Kecamatan Dawarblandong," ucap Deddy.
Selain meninjau, pihaknya memberikan bantuan awal berupa 500 kilogram beras, dan 100 dus mie instan kepada warga yang terdampak di tiga desa tersebut dan juga Dapur Umum. Lantaran sejumlah warga yang bertahan dirumahnya kesulitan untuk memasak. "Ini juga sudah didirikan dapur umum, untuk membantu warga di tiga desa terdampak agar mendapatkan makanan langsung dari Dapur Umum (DU) Tagana Dinsos Kabupaten," tandasnya.