Pertuni Probolinggo Sosialisasi Unit Layanan Disabilitas Ketenagakerjaan

ULDK Fasilitator Disabilitas dengan Dunia Kerja
Zulafif

Reporter

Zulafif

Senin, 22 Juli 2024 - 06:20

Editor

Ishomuddin
pertuni-probolinggo-sosialisasi-unit-layanan-disabilitas-ketenagakerjaan

SOSIALISASI. Pertuni Kabupaten Probolinggo memberikan sosialisasi dan diskusi terfokus Unit Layanan Disabilitas Ketenagakerjaan (ULDK) di Kantor Bupati Probolinggo, Senin, 22 Juli 2024. Foto: Zulafif

JATIMNET.COM, Probolinggo – Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Probolinggo memberikan sosialisasi dan diskusi terfokus Unit Layanan Disabilitas Ketenagakerjaan (ULDK) di ruang pertemuan Jabung 2 Kantor Bupati Probolinggo, Senin, 22 Juli 2024. 

Acara dihadiri 53 peserta termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Organisasi Penyandang Disabilitas (OPDis), Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), dan HRD perusahaan. 

Diskusi terfokus diadakan untuk membahas tantangan dan peluang kerja bagi penyandang disabilitas bersama HRD perusahaan dan OPD terkait.

Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja, Ketransmigrasian, dan Perluasan Kesempatan Kerja Disnaker Kabupaten Probolinggo Akhmad mengungkapkan bahwa sudah ada SK terbentuknya ULDK pada 28 November 2023.

BACA: Tunanetra di Probolinggo Dilatih Budi Daya Jamur dan Pembuatan Telur Asin

"Ini menindaklanjuti amanah dari Permenaker Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Unit Layanan Disabilitas Bidang Ketenagakerjaan. Pemerintah diharuskan mempekerjakan 2 persen disabilitas, sedangkan perusahaan 1 persen dari total karyawan," kata Akhmad.

Akhmad berharap ULDK dapat menjadi jembatan antara penyandang disabilitas dan dunia usaha. "Seperti PT Sampoerna yang kesulitan memenuhi kuota 1 persen, kini bisa menghubungi ULDK terkait kebutuhan karyawan disabilitas," katanya.

Ketua Pelaksana Program GESIT-Pertuni Kabupaten Probolinggo Arizky Perdana Kusuma menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi tugas pokok ULDK serta mengidentifikasi praktik baik dalam memberikan peluang kerja bagi penyandang disabilitas.

"Kita undang HRD untuk menyampaikan tantangan ketika disabilitas mengakses dunia kerja dan apa yang perlu disesuaikan," ujarnya.

Menurut Rizky, disabilitas sering terbentur syarat sehat jasmani dan rohani saat melamar kerja. "Sehat jasmani seharusnya bukan berarti tidak cacat, tetapi pada penyakit. Penampilan baik juga menjadi tantangan bagi disabilitas fisik," katanya.

BACA: Gali Potensi, Penyandang Disabilitas di Probolinggo Jalani Pelatihan MC

Rizky menambahkan bahwa aksesibilitas di tempat kerja juga penting, termasuk kemudahan akses dan lingkungan bebas perundungan. "PT Sampoerna sudah memulai menerima disabilitas. Kita harap HRD punya gambaran saat bertemu disabilitas yang butuh pekerjaan," katanya.

Data dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Probolinggo menunjukkan ada 7.641 penyandang disabilitas dengan sekitar 1.400 usia produktif.

"Namun, yang bekerja mandiri kurang dari 5 persen. Banyak yang dieksploitasi dengan upah tidak manusiawi," kata Rizky.

Rizky berharap ULDK dapat meningkatkan kapasitas disabilitas. "Misalnya, perusahaan butuh tenaga cleaning service, ULDK bisa mencarikan disabilitas yang cocok," katanya.

Baca Juga