
Reporter
Rochman AriefSenin, 5 Agustus 2019 - 10:56
Editor
Rochman Arief
Harga minyak yang turun 6,12 persen membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun ini. Foto: Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 persen pada kuartal II-2019. Pertumbuhan ekonomi ini lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang hanya 5,27 persen.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan per kuartal, ekonomi Indonesia turun 0,2 persen dibandingkan kuartal I-2019 sebesar 5,07 persen.
“Pertumbuhan 5,05 persen ini lebih lambat dari kuartal I dan kuartal II tahun lalu,” kata Kepala BPS, Suhariyanto, di Kantor Pusat BPS, melalui Suara.com, Senin 5 Agustus 2019.
BACA JUGA: Konsumsi Pemilu dan Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Suhariyanto menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I ini dipengaruhi oleh harga komoditas migas dan non migas, yang turun tajam pada kuartal II-2019 jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Adapun di antaranya, harga minyak mentah turun 6,12 persen, harga batu bara turun 22,9 persen dan minyak kelapa sawit mentah turun 16,7 persen.
Selain itu, perlambatan ekononi ini juga terkena dampak perekonomian global yang masih melambat pada kuartal II-2019.
BACA JUGA: Kunjungan Wisatawan Asing Bulan Juni Capai 1,4 Juta
“Ekonomi global 2019 dan tahun berikutnya tidak gampang. Karena perekonomian global mengalami perlambatan signifikan. Cina tumbuh 6,2 persen melambat dari tahun sebelumnya 6,4 persen,” pungkas dia.
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2019 (y-on-y), sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga atau PK-RT sebesar 2,77 persen.
Sementara Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 1,59 persen; dan Komponen pengeluaran konsumsi pemerintah atau PK-P sebesar 0,61 persen. Sementara sumber pertumbuhan ekonomi dari komponen lainnya sebesar 0,08 persen.