Pemprov Jatim Bahas Usulan Teknis Pembelajaran Daring yang Efektif

A. Baehaqi

Reporter

A. Baehaqi

Kamis, 7 Januari 2021 - 02:20

Editor

Ishomuddin
pemprov-jatim-bahas-usulan-teknis-pembelajaran-daring-yang-efektif

BELAJAR DARING. Pelajar memanfaatkan wifi gratis di Balai Desa Sidoharjo, Kec. Gedeg, Kab. Mojokerto, untuk belajar daring. Foto: Karina Norhadini

JATIMNET.COM, Surabaya – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menimbang untuk memperpanjang masa pembelajaran daring. Wacana belajar mengajar tatap muka yang semula bakal dilakukan awal tahun 2021 dipastikan tidak dalam waktu dekat. 

"Karena kasusnya (Covid-19) naik. Jadi bagaimana mengefektifkan jarak jauh," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Rabu, 6 Januari 2021. 

Beberapa waktu lalu, kata Emil, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memimpin langsung rapat kordinasi tentang pendidikan secara daring meski masih masa isolasi. 

"Arahan dari Ibu Gubernur untuk memastikan di awal tahun baru persiapan semester yang akan kembali dilaksanakan. Bagaimana kita tetap mengacu protokol kesehatan," kata dia. 

BACA JUGA: Pasien Confirmed COVID-19 Meningkat, Pembelajaran Tatap Muka Di Ponorogo Kembali Dihentikan

Kendati masih akan menjalankan pembelajaran daring, Pemprov menurut Emil terus mencari cara yang paling efektif. Hasil konsultasi dengan praktisi pendidikan, termasuk di antaranya PGRI, muncul sejumlah usulan. 

"Kami sarankan kepada guru jangan memakai sesi video konferensi untuk menyampaikan materi. Materi lebih baik direkam, disiapkan misalnya untuk dua-tiga minggu," kata dia. 

Sedangkan saat video konferensi, guru disarankan lebih maksimal dalam komunikasi dengan murid. Menurut Emil cara ini lebih efisien. "Kuota data internet bisa dimaksimalkan untuk kegiatan diskusi pendalaman materi," katanya. 

BACA JUGA: Pandemi, Sekolah Muhammadiyah di Gresik Tetap Berlakukan Pembelajaran Daring

Selain itu, Pemprov Jatim melalui Dinas Pendidikan sudah terjun ke berbagai daerah, terutama di pedesaan untuk mengenalkan konsep Kios Pintar kepada pelajar dan guru. Modelnya seperti Anjungan Tunai Mandiri (ATM). 

"Kios pintar seperti ATM untuk mengunduh materi pembelajaran tapi lokasinya berbasis desa berbasis sekolah. Sehingga masyarakat di desa mudah mengakses itu, tidak terbatas jaringan," ujarnya. 

Hanya saja, untuk pemenuhan di seluruh desa, Emil mengaku butuh waktu. Namun, dia memastikan fasilitas itu sudah ada di sejumlah desa yang sulit dijangkau jaringan telekomunikasi.

Baca Juga