Merawat Merpati Pos Racing, Merpati Penjelajah Ratusan Kilometer

Beradu Cepat dan Tepat Kembali ke Rumah Sang Tuan
Dini

Reporter

Dini

Senin, 16 Agustus 2021 - 10:20

Editor

Ishomuddin
merawat-merpati-pos-racing-merpati-penjelajah-ratusan-kilometer

MERPATI POS. Priyadi atau Mas Thung melihat merpati-merpati yang dirawatnya di rumahnya di Perum Surodinawan Grand Site, Kec. Prajuritkulon, Kota Mojokerto, Minggu, 15 Agustus 2021. Foto: Karina Norhadini

JATIMNET.COM, Mojokerto – Burung merpati balap (racing pigeon) yang memiliki kemampuan menempuh jarak jauh dikenal sebagai merpati pos di Indonesia. Selain bisa menyampaikan pesan ke tempat yang dituju, merpati jenis ini juga dilatih adu cepat dan tepat kembali ke rumah pemiliknya.

Merpati jenis ini mempunyai daya ingat yang kuat untuk pulang atau kembali ke rumah pemiliknya yang merawat sejak lahir hingga cukup umur untuk menjadi sebagai merpati balap atau merpati pos.

Dengan daya indera penglihatan dan ingatan yang dimiliki, merpati bisa kembali ke rumah pemiliknya tanpa dipandu. Tidak cuma sebagai binatang peliharaan dan hias, merpati juga diminati karena kecepatan terbang kembali ke kandang tuannya.

Dalam komunitas, merpati yang bisa menjelajah jauh, cepat, dan tepat kembali ke rumah pemiliknya atau kandangnya disebut merpati pos balap atau merpati pos racing. Merpati pos racing kerap dilombakan antarkomunitas tingkat lokal, nasional, hingga internasional. Itulah mengapa hobi merawat merpati pos racing ini terus tumbuh, termasuk di Kota Mojokerto.

Salah satu pehobi atau penggemarnya adalah Priyadi yang akrab dipanggil Mas Thung. Pria asal Kota Mojokerto ini menekuni hobi memelihara si racing pigeon sejak Maret 2017. Ada puluhan merpati yang saat ini dipeliharanya di dalam kandang terbangnya seharga belasan juta rupiah per ekor.

BACA JUGA: Balai Kota Surabaya Semakin Indah dengan Burung Merpati Berbagai Jenis

Menurutnya, harga merpati pos racing di Jawa Timur yang langganan juara bisa mencapai Rp10 juta sampai Rp15 juta.

"Kalau untuk pelihara merpati biasa sudah dari kecil, saat TK dulu, karena hobi sepanjang masa. Untuk (merpati) pos racing baru Maret 2017," ucap suami Evi Anggreini ini pada Jatimnet.com.

Bahkan, satu di antara merpati pos racing yang dirawatnya sudah mengikuti lomba pos dara racing hingga Kota Cilegon, Banten, dan berhasil menyabet juara III.

Saat perlombaan itu, hewan yang menyimpan makanan di tembolok ini berhasil pulang ke rumah tuannya di Perum Surodinawan Grand Site, Jalan Grand Site Madya, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto, dengan jarak tempuh dua hari mencapai 750 kilometer.

PERNAH JUAR. Priyadi atau Mas Thung bersama merpati pos kesayangannya dan sejumlah piala perlombaan merpati pos racing, Minggu, 15 Agustus 2021. Foto: Karina Norhadini

Thung mengatakan bahwa memelihara merpati pos racing lebih mudah ketimbang memelihara burung lainnya. Cukup dengan memberikan dua makanan pokok, jagung dan sorgum, setiap hari sebagai menu utama.

Ditambah dengan biji-bijian lain sebagai makanan ringan tambahan di sore hari, seperti kacang hijau, kacang tanah, beras merah, dan pelet atau makanan olahan yang sudah dibentuk instan untuk hewan. Makanan yang cukup dibutuhkan agar merpati tetap fit dan ceria setiap hari hingga menjelang perlombaan.

BACA JUGA: Abai Prokes, Haul dan Pelepasan Burung Merpati di Probolinggo Dibubarkan

"Kalau memang mendekati buat lomba, saya agak tambahkan porsi snack-nya. Biar fit, yang paling penting melatih mengawang-nya (terbang) ini agar makin teruji naluri pulang ke rumahnya," tuturnya.

Tak hanya itu, kebersihan burung tetap dijaga selama tak mengikuti kompetisi merpati pos racing. Hal itu dilakukan setiap pagi usai memberi makan dan membersihkan kandang. Pria yang bekerja sebagai konsultan proyek pembangunan di Jombang ini tak lupa memandikan puluhan merpati kesayangannya.

"Habis dilepas, mengawang (terbang), dan makan, saya tinggal semprot air saja di depan kandang. Mereka semua pada datang minta dimandikan, nanti masuk sendiri ke dalam kandang," katanya.

Selain menghasilkan merpati juara dalam perlombaan merpati pos racing, dirinya juga membuat anakannya. Alhasil, ada tiga kandang khusus yang dimilikinya. Salah satunya kandang untuk breeding (pembiakan) keturunan merpati pos racing.

"Setelah berusia satu sampai tiga bulan, merpati-merpati itu dipindahkan ke kandang transit piyik (anakan) untuk melatih kemampuan mereka memperoleh makan, sebelum dipindahkan ke kandang penerbang," ucapnya.

IDENTITAS MERPATI. Priyadi atau Mas Thung menunjukkan tanda atau tulisan di sayap merpatinya berisi rekam jejak atau identitas merpati, Minggu, 15 Agustus 2021. Foto: Karina Norhadini

Bermain merpati pos racing memang berbeda dengan merpati biasa yang hanya dikenalkan pada jarak dekat dan mengandalkan kecepatan tertentu saja. Kalau merpati pos racing harus dilepas dari jarak jauh mulai ratusan meter hingga ribuan kilometer.

Rekam jejak hidup si burung dan asal keturunan menjadi indikator utama penghasil merpati pos racing menjuarai pelombaan. Perlombaan merpati pos racing mengharuskan si burung dilepaskan dari titik koordinat awal untuk pulang ke rumah pemiliknya atau kandangnya.

BACA JUGA: Burung Dara Laut Bermigrasi ke Australia

Sebelum dilepas bersama-sama dengan merpati lainnya, setiap burung diberi barcode atau kode bar sebagai identitas. Kode itu harus dimasukkan ke aplikasi khusus merpati pos racing maupun pesan singkat yang disediakan panitia ketika merpati sudah sampai ke tuannya.

"Ini barusan ada yang sampai, kodenya yang ditempelkan panitia di sana harus dimasukkan ke aplikasi atau WA. Supaya jadi bukti merpati sampai sesuai koordinat dan bisa menentukan jarak tempuh, (serta diukur) kecepatan si merpati apakah masuk (kategori) juara," tutur pria yang sudah memiliki 50 ekor merpati dengan sertifikat pos racing ini.

Tak jarang pula, ada saja merpati pos racing milik orang lain yang tiba-tiba ada di atas kandangnya karena mengira sudah berada di kandang tuannya. Melihat hal itu, Thung tak serta merta mengakui merpati itu.

Ia akan menginformasikan ke perkumpulan pehobi yang sama dalam sebuah media sosial. Sebab, setiap merpati yang ikut lomba pos racing dipastikan memiliki tanda di pergelangan kaki dan sayapnya.

"Jadi enggak perlu khawatir kalau ada yang nyasar (tersesat) gitu ke kandang saya. Kita tahu kalau itu milik kita atau bukan. Jadi yang kesasar (tersesat) pasti langsung saya share (berbagi informasi) di medsos biar ada yang lihat, utamanya tuannya," ujarnya.

Baca Juga