
Reporter
Restu C WidariJumat, 3 Juni 2022 - 23:40
Editor
Bruriy Susanto
Desa Mojotrisno, Jombang, yang dikenal Sentra Batik Warna Alam (SERBALAM). Foto: Restu
JATIMNET.COM, Jombang - Desa Mojotrisno, Jombang, kian dikenal masyarakat luas usai pemerintah desa setempat membranding desa tersebut menjadi Sentra Batik Warna Alam (SERBALAM) pada Desember 2021 lalu.
Hal itu lantaran di Desa Mojotrisno tepatnya di Dusun Sanan Timur RW 04, banyak warganya yang menjadi pengrajin batik warna alam. Selain itu, jika sentra batik di Jawa Timur sudah banyak, berbeda dengan sentra batik warna alam yang memang belum ada, khususnya di Jawa Timur.
“Batik di sini sudah lama sekali, mulai dari era tahun 90'an sudah muncul, pengrajin ini sudah ada. Akhirnya dikembangkan secara bertahap menjadi batik pewarna alam, sudah lumayan banyak warga desa yang ikut tergabung,” kata Kepala Desa Mojotrisno Nanang Sugiarto.
Baca Juga: Expo Batik Nusantara, Kiat Pemkab Situbondo Gerakan UMKM Saat Pandemi
Terkait dengan pembuatan batik warna alam, para pengrajin di Desa Mojotrisno dipastikan mengerjakannya secara manual. Mulai dari membuat pola, pencantingan, sampai dengan pewarnaan semuanya handmade.
“Dan menonjolnya di teknik pewarnaan alam, jadi pakai bahan baku dari alam, seperti daun-daunan atau pelepah pohon. Ditambah pula dengan keunikan dari pola-pola batiknya sendiri,” ia mengungkapkan.

Salah seorang perajin batik sedang membatik. Foto: Restu
Salah satu pengrajin batik sekaligus tokoh utama pegiat batik pewarna alam di Desa Mojotrisno, Jombang, Nusa Amin menjelaskan alasan mengapa dirinya menggunakan pewarna alam dalam pembuatan batiknya.
“Batik yang saya kerjakan setiap hari itu 90 persen memakai pewarna alam. Karena pewarnanya mudah dicari, ada di sekitar kita. Alasan lain, pewarna alam limbahnya ramah lingkungan, tidak seperti pewarna sintetis, itu kelebihannya,” kata Amin.
Baca Juga: Pelatihan Membatik Shibori Ajarkan Insan Disabilitas Bangkit dari Pandemi
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Batik Jombang itu mengaku awalnya ia memulai batik ketika dirinya merantau ke Bali tahun 1995. Kemudian di tahun 2005, ia memutuskan untuk kembali ke Jombang.
“Setelah di Bali berakhir, kita pulang ke rumah. Mulai usaha di rumah itu tahun 2010, tetapi tidak begitu berkembang. Baru di tahun 2012 itu di rumah saya branding batik warna alam saya dengan nama Batik Berkah Mojo,” ia menerangkan.
Untuk pewarna alam batiknya, Amin menggunakan pewarna alam dari tumbuhan indigofera tinctoria atau biasa dikenal dengan tanaman Tarum, penghasil warna biru.

Hasil membatik dari warga di Sentra Batik Warna Alam (SERBALAM), Kabupaten Jombang. Foto: Restu
Kemudian, ia juga menggunakan kulit kayu Mahoni dicampur kayu Secang penghasil warna soga, serta kulit buah Joholawe penghasil warna cokelat atau krem.
“Saya pernah mencoba dari kulit rambutan, kulit cabai, ketahanannya tidak ada yang kuat. Yang paling enak dipakai, paling mudah didapat, paling tahan lama, menurut saya ya itu. Warna alam yang dihasilkan juga yang paling kuat,” ia memaparkan.
Adapun batik warna alam yang diproduksi Amin jenisnya mulai dari batik tulis, batik cap, hingga kombinasi batik tulis dengan cap. Pengerjaan keseluruhan satu batik membutuhkan waktu 2 minggu untuk batik tulis. Sementara batik cap 1 minggu, dan kombinasi batik tulis dengan cap sekitar 8 hari.
Baca Juga: Mengenal Gendongan dalam Batik
“Batik warna alam produksi saya sudah tahan deterjen, bisa di uji. Untuk motif ciri khas batik saya adalah pakai bunga Mojo, karena tempat kita namanya Mojotrisno. Untuk harganya, berada di kisaran Rp 140 ribu hingga Rp 900 ribu,” ia menuturkan.
Amin mengaku sering mendapatkan pesanan dari luar Jombang, seperti Mojokerto, Kediri, Surabaya, bahkan Jakarta.
Dengan mempekerjakan karyawan sebanyak 12 orang warga desa setempat, ia pun berharap ke depan tumbuh pengrajin-pengrajin batik warna alam seperti dirinya. “Saya juga selalu menawarkan kepada siapa saja warga yang ingin belajar,” ia menandaskan.