
Reporter
Khoirotul LathifiyahKamis, 30 Mei 2019 - 13:16
Editor
David Priyasidharta
HERITAGE. Rumah Abu milik keluarga The Goan Tjing akan dijadikan sebagai ikon wisata Surabaya di kawasan Kota Tua. Foto: Khoirotul Lathifiyah.
JATIMNET.COM, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya tengah menyiapkan rumah ibadah atau Rumah Abu Han sebagai museum dan maskot kawasan Kota Tua Surabaya. Rumah ini berlokasi di Jalan Karet.
Sejarawan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Purnawan Basundoro mengungkapkan keluarga Han merupakan salah satu keluarga Tionghoa terkaya pada 1813 silam. "Dulunya Jalan Karet ini namanya Chinese Forstrat, yang memang kawasan orang Cina," kata Purnawan melalui melalui telepon, Kamis 30 Mei 2019.
Keluarga Han mempunyai usaha perkebunan tebu, pabrik gula dan berbagai usaha lain. Asal-usulnya keluarga Han ini berasal dari Lasem -sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah- yang berpindah-pindah ke beberapa wilayah di Jawa Timur pada 1813.
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Jadikan Rumah Abu Maskot Wisata Kota Tua
Keluarga Han yang pindah ke Kota Surabaya adalah Han Bwee Kong yang bekerja sebagai kapten. "Tapi saya belum mengetahui tepatnya kapten apa, atau apa tujuannya ke Surabaya," katanya.
Dahulu terdapat beberapa rumah Han. Namun, saat ini tinggal satu yang berada di Jalan Karet. Keluarga ini lambat laun mendirikan rumah persembahyangan yang saat ini dikenal sebagai Rumah Sembahyang The Goan Tjing.
"Waktu itu (tempat ibadah) untuk keluarga sendiri. Tempat tinggalnya kemungkinan di belakang rumah ibadah," katanya.
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Gagas Kampung Peneleh Jadi Wisata Berbasis Digital
Mulanya, rumah Abu Han ini berfungsi untuk tempat beribadah keluarga. lalu, makin lama keluarga Han dan anak turunannya tersebar di beberapa wilayah seperti Probolingo, Pasuruan, Gresik dan beberapa wilayah lain.
"Kemudian semakin jarang yang memanfaatkan rumah ibadah tersebut," katanya.
Terkadang anak turunan Han masih menyelenggarakan sembahyang di rumah tersebut. Namun sudah tidak terlalu banyak dan hanya di waktu-waktu tertentu.
BACA JUGA: Kisah di Balik Nama Jalan Kramat Gantung Surabaya
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengungkapkan pihaknya sedang mengarsipkan dan mendata sejarah rumah ibadah Han.
"Di situ dokumen tentang keluarga Han masih tersimpan rapi. Kami berkerja sama dengan tim cagar budaya dan juga keluarga Han untuk prosesnya. Saat ini sudah mencapai 90 persen," kata dia.
Ia menyampaikan kawasan kota tua akan segera rampung. Sejumlah jalur pedestrian sudah ditata dan akan disambungkan ke Jalan Panggung.