Malaysia Tertarik Pengelolaan Rusun di Surabaya

Khoirotul Lathifiyah

Senin, 22 Juli 2019 - 14:59

malaysia-tertarik-pengelolaan-rusun-di-surabaya

Ilustrasi rumah susun. [pixabay]

JATIMNET.COM, Surabaya - Kementerian Perumahan dan Kerajaan Tempatan Negara Malaysia ingin mencontoh sistem rumah susun (rusun) yang diterapkan di Kota Surabaya. Lembaga tersebut sebelumnya sudah melakukan kunjungan ke lokasi rusun, Minggu 21 Juli 2019.

Menteri Perumahan dan Kerajaan Tempatan Negara Malaysia Zuraida Kamaruddin menilai ide yang digunakan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sangat luar biasa.

"Kepada Bu Risma saya kagum dengan pengelolaan beliau yang sangat berdedikasi dan komitmen yang tinggi. Memimpin kota yang besar dengan 3,3 juta penduduk di Kota Surabaya,” kata Zuraida dalam rilis yang diterima Jatimnet.com, Senin 22 Juli 2019.

BACA JUGA: Disperindag Jatim Genjot Ekspor ke Malaysia

Ia menyampaikan sebelum berkunjung ke Surabaya, telah banyak mendengar perkembangan Kota Pahlawan ini yang tumbuh pesat. Salah satunya adalah terkait pengelolaan masyarakat dan juga rusun.

“Saya mau pelajari bagaimana strateginya dan kami coba untuk mengorelasikan dengan keadaan di Malaysia untuk kami terapkan,” katanya.

Menurutnya, di Malaysia sendiri memang sudah banyak rusun tetapi pengelolaanya masih ikut kerajaan. Pihaknya ingin mencoba agar masyarakatnya mampu mengelola sendiri seperti yang terjadi di Surabaya.

BACA JUGA: Warga Genteng Surabaya Pamerkan Inovasi Kolam Ikan pada Pemerintah Malaysia

Bahkan menurutnya, pengelolaan sistem smart city di Surabaya merupakan sebuah high technology. Karenanya, ia ingin sistem itu juga bisa diimplementasikan di Malaysia.

“Saya lihat perkembangannya sangat pesat. Ide-idenya bagus. Saya kira boleh diadaptasikan dan disesuaikan dengan Malaysia. Cara itu yang akan menurunkan anggaran pembelanjaan. Ini sedang saya lihat bagaimana caranya untuk diadaptasikan di Malaysia,” pungkasnya.

Wali Kota Risma mengaku dalam pengelolaan rusun, Pemkot Surabaya membuat sistem baru, yakni dalam setiap rusun sudah difasilitasi perlengkapan rumah tangga, sehingga warga yang tinggal di situ tidak perlu khawatir. Bahkan, biaya sewanya sangat terjangkau bagi masyarakat dari penghasilan di bawah rata-rata.

BACA JUGA: TKW Indonesia Diduga Diperkosa Menteri Malaysia

“Paling mahal biaya sewa kami hanya Rp 90 ribu bapak ibu. Kami juga membuat komitmen dengan penduduk yang tinggal di sana kalau ekonominya sudah baik saya minta untuk pindah,” terangnya.

Ia juga memaparkan bahwa tiap satu bulan sekali terdapat tim yang melakukan survey perkembangan ekonomi warga. Selain itu pemkot dibantu warga sekitar dan penghuni antar rusun untuk saling memantau tetangganya.

"Biasanya mereka yang sudah punya mobil itu kami minta pindah karena ekonominya membaik,” imbuhnya.

Baca Juga