
Reporter
Oky Dwi PrasetyoRabu, 24 Juli 2019 - 05:36
Editor
Dyah Ayu Pitaloka
BIOMASSA. Proses pembuatan kertas dari limbah biomassa pertanian. Foto: Oky Dwi
JATIMNET.COM, Malang - Mahasiswa Universitas Brawijaya, Sakinah Hilya dan Khodijah Adrebi, membuat pulp dan kertas dari limbah biomassa dari sektor pertanian, dengan alat bernama Cellulose from Biomass Waste (C-BOMS).
C-BOMS membuat kertas yang dihasilkan lebih berkualitas dan ramah lingkungan.
Selama ini dalam pembuatan kertas, bahan baku utama yang digunakan adalah kayu hutan.
Mereka mengatakan, dibutuhkan satu pohon berusia lima tahun. Tahun 2016 konsumsi kertas dunia mencapai 394 juta ton dan diperkirakan akan meningkat menjadi 490 juta ton pada tahun 2020.
BACA JUGA: 5.615 Mahasiswa Lolos SBMPTN di Universitas Brawijaya Malang
“Kami menggunakan limbah biomassa sebagai bahan baku kertas karena berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (2014) jumlah limbah biomassa khususnya dari sektor pertanian dan perkebunan yang tidak didayagunakan mencapai 20 juta ton dalam setahun,” ujar Khadijah, penggagas C-BOMS.
Limbah biomassa dari sektor pertanian tersebut diolah menjadi pulp dan kertas dengan menggunakan C-BOMS.
C-BOMS merupakan alat pembuat pulp dan kertas dengan menggunakan teknologi Pulsed Electric Field yang dirangkai dalam suatu rancang bangun alat bernama Cellulose from Biomass Waste (C-BOMS ).
C-BOMS memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan metode yang banyak diterapkan di industri pulp dan kertas saat ini yakni metode kimiawi.
BACA JUGA: Pertama Kalinya HUT Bhayangkara Digelar di Lapangan Kodam V Brawijaya
Kelebihan tersebut antara lain lebih ramah lingkungan, waktu proses jauh lebih singkat, dan tidak membutuhkan proses thermal yang dapat mendegradasi selulosa.
Karena proses yang efektif dan efisien akan diperoleh dengen pemanfaatan teknologi yang tepat.
C-BOMS memadukan antara tindakan fisik berupa Pulsed Electric Field dengan memberikan kejut listik yang akan meningkatkan permeabilitas membrane dengan memperbesar pori-pori pada sel, dan juga tindakan Natrium Hidroksida untuk mencapai seluruh bagian sel dan melarutkan lignin maupun zat pengotor lain.
Dengan demikian, akan terjadi proses yang dinamakan delignifikasi.
BACA JUGA: Pendaftar SBMPTN Universitas Brawijaya Terbanyak di Seluruh Indonesia
“Padahal di dalamnya terkandung selulosa dengan kadar yang tinggi. Selulosa inilah yang menjadi suatu indikasi penting dalam produksi pulp dan kertas. Semakin tinggi kadar selulosa dalam pulp maka akan menghasilkan kertas dengan kualitas yang lebih baik,”kata Khodijah mahasiswa angkatan 2017 Fakultas Teknologi Pertanian (FTP UB).
Dari proses tesebut kandungan selulosa akan terpisah dari ikatan lignoselulosa dan lignin akan terlarut. Sehingga, kandungan selulosa akan meningkat. Hasil produk dari C-BOMS telah diuji menggunakan Scanning Electron Microscopy dan colorimetri.
“Semoga dengan adanya C-BOMS, dapat membantu mewujudkan visi Industri Hijau yang terintegrasi dengan Industri 4.0 dan juga mensejahterakan para petani dengan tetap meningkatkan proses produksi yang selaras dengan penjagaan terhadap lingkungan,” tutupnya.