
Reporter
Bayu PratamaMinggu, 22 September 2019 - 08:25
Editor
Hari Istiawan
Titik-titik kebakaran di Riau dan sekitarnya. Foto: BNPB
JATIMNET.COM, Surabaya - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memberikan penjelasan terkait foto langit berwarna merah di Muaro Jambi, Provinsi Jambi yang banyak beredar di media sosial.
Dilansir dari akun media sosial Instagram BMKG, @infobmkg mencatat hasil analisis citra satelit sekitar pukul 10.40 hingga 14.00 WIB, Sabtu 21 September 2019 tampak terdapat banyak titik panas dan sebaran asap yang sangat tebal.
"Asap dari kebakaran hutan dan Iahan ini berbeda dari daerah Iain yang juga mengalami kebakaran, wilayah lain pada satelit tampak berwarna cokelat namun di Muaro Jambi menunjukkan warna putih yang mengindikasikan bahwa lapisan asap yang sangat tebal," tulis akun media sosial resmi, @infobmkg, Minggu 22 September 2019.
BACA JUGA: Upaya BPPT Atasi Kabut Asap dan Kebakaran Riau
BMKG menambahkan tebalnya asap di Jambi juga didukung oleh tingginya konsentrasi debu partikulat polutan berukuran <10 mikron (PM10) yang menunjukkan angka 373,9 ug/m3, pada Sabtu malam kemarin yang berarti menunjukkan kondisi tidak sehat.
"Hal ini dimungkinkan karena kebakaran lahan/hutan yang terjadi di wilayah tersebut, terutama pada lahan-lahan gambut," lanjutnya.
Selain Jambi, BMKG menyebut kondisi serupa juga terjadi di Pekanbaru Riau, bahkan masuk dalam kategori berbahaya.
BACA JUGA: Hutan Riau Terbakar, Pelajar TK Blitar Galang Dana untuk Korban
"Informasi konsentrasi partikulat (PM10) BMKG tiap jamnya dapat dipantau pada laman http:// www.bmkg.go.id/kualitas-udara/informasi-partikulatpm10.bmkg," tulis BMKG.
Mengenai alasan langit Jambi berwarna merah, BMKG menjelaskan hal tersebut disebabkan oleh adanya hamburan sinar matahari oleh partikel mengapung di udara yang berukuran kecil (aerosol), dikenal dengan istilah hamburan mie (mie scattering).
"Mie scattering terjadi jika diameter aerosol dari polutan di atmosfer sama dengan panjang gelombang dari sinar tampak (visible) matahari," tulis BMKG.