Lacak Harimau Pemangsa, Kamera Trap Macet

Bruriy Susanto

Kamis, 30 Agustus 2018 - 12:39

lacak-harimau-pemangsa-kamera-trap-macet

Ilustrasi harimau.

JATIMNET.COM, Langkat – Penjaga hutan Gunung Leuser kini dibuat pusing oleh seekor harimau. Entah apa pasal, sembilan kamera trap yang mereka pasang, tak satu pun berhasil merekam wujud raja rimba itu.

Dikutip dari Antara, kamera itu dipasang setelah ada lembu warga Bahorok Kabupaten Langkat, Sumatra Utara mati diterkam harimau. Untuk mengidentifikasi jenis pemangsa, petugas memasang kamera.

“Walaupun sudah dipasang di sembilan titik namun belum berhasil melihat secara jelas keberadaan harimau tersebut,” kata seorang petugas Nasrin, Kamis 30 Agustus 2018.

Nasrin anggota tim gabungan pencari harimau itu. Tim ini beranggotakan petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), hingga Kepolisian Sektor Bahorok. Saban hari, mereka berjaga di radius satu kilometer dari lokasi penemuan bangkai ternak.

Tim ini juga rutin mengecek hasil rekaman kamera trap tiap pagi. Tapi hasil yang didapat tak pernah memuaskan.

Suatu malam, Nasrin bercerita, harimau itu terlihat masuk ladang penduduk. Esoknya, petugas memeriksa rekaman kamera. Harimau tampak mendekati bangkai lembu. Anehnya, ketika harimau hendak menyantap bangkai lembu, rekaman gambar berubah kabur.

Yang lebih aneh, “Itu terjadi di sembilan kamera yang dipasang,” katanya.

Konflik harimau dan manusia terus terjadi di Sumatra. Pembukaan lahan besar-besaran untuk perkebunan sawit telah merusak habitat alami harimau.

Mengutip Voa Indonesia, Jumiati, seorang pekerja perkebunan sawit di Desa Tanjung Simpang, Riau tewas diterkam harimau pada awal Januari 2018. Dua bulan kemudian, seorang warga lainnya, Yusri Effendi, diserang harimau. Dua serangan itu diduga dilakukan hewan yang sama, harimau bernama Bonita.

Pada awal Maret, warga Mandailing Natal membunuh seekor harimau. Bangkai hewan itu digantung dan dijadikan tontonan. Sebulan berikutnya, pada April, petugas BKSDA Sumatra Barat menyelamatkan seekor anak harimau. Sementara dua harimau dewasa masih diburu setelah dilaporkan meresahkan warga Palupuah Kabupaten Agam.

Rusaknya habitat sekaligus membuat harimau kehilangan sumber-sumber makanan. Dan kini, mereka harus mencari pengganti.

Baca Juga