
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar . Foto. Kemendes PDTT
JATIMNET.COM, Jakarta – Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) tengah mempersiapkan instrumen untuk menghitung perputaran uang di desa. Nantinya, rencana ini akan diterapkan di desa-desa terutama yang dikenal sebagai kantong buruh migran.
“Dan setiap tahun dihitung oleh BI (Bank Indonesia) soal perputaran duit yang berasal dari luar negeri,” kata Menteri Kemendes PDTT, Abdul Halim Iskandar seperti dilansir dari laman Kemendes PDTT, Selasa, 26 April 2022.
BACA JUGA : Digitalisasi di Desa Diarahkan ke Pembuatan Website
Menurut dia, keberadaan buruh migran mampu meningkatkan perputaran uang di desa. Duit yang dikirim dari luar negeri maupun dibawa pulang cenderung dibelanjakan di lingkungan tempat tinggalnya untuk keperluan konsumstif maupun kebutuhan yang lain.
“Hal ini bakal langsung atau tidak menggerakkan ekonomi di desa sehingga perputaran uang di desa makin tinggi,” ujar Gus Halim.
Ia melanjutkan, perputaran uang di desa saat masa Lebaran ini naik sekitar 75 persen dibanding biasanya. Salah satu pemicunya adanya tradisi berbagi rezeki kepada para anggota keluarga besar, tetangga, kerabat, dan rekan sejawat.
BACA JUGA : Dikunjungi Menteri Desa, Pemkab Jember Dapat Tawaran Kemitraan Budidaya Cavendish
Dengan demikian, Mendes PDTT menyatakan bahwa tingkat ekonomi warga di suatu daerah dapat diukur dari tinggi maupun rendahnya peredaran uang di desa. Adapun indikatornya meliputi sektor usaha kecil dan menengah yang tumbuh, pariwisata semakin hidup, serta sumber-sumber ekonomi di daerah yang menggeliat.
”Saya himbau pegiat dan masyarakat desa terus berinovasi agar dana mudik menggerakkan ekonomi desa yang terus berkelanjutan dan tidak berhenti setelah fenomena musim mudik selesai,” ia menuturkan.