Kekeringan Lahan Pertanian di Jatim Paling Luas di Indonesia 

Hari Istiawan

Reporter

Hari Istiawan

Senin, 8 Juli 2019 - 06:55

kekeringan-lahan-pertanian-di-jatim-paling-luas-di-indonesia

Ilustrasi kekeringan. [pixabay]

JATIMNET.COM, Jakarta – Kementerian Pertanian mencatat luas lahektaren pertanian di Jawa Timur yang mengalami kekeringan mencapai 34.006 hektare dengan puso 5.069 hektare. Jumlah tersebut merupakan yang terluas dibandingkan 100 kabupaten/kota yang mengalami kekeringan pada musim kemarau 2019.

"Sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sudah tidak mengalami hujan lebih dari 30 hari. Terdapat lebih kurang 100 kabupaten/kota yang terdampak kekeringan," kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Sarwo Edhy dalam rakor Kementan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian Jakarta, Senin 8 Juli 2019.

Sarwo menyebutkan total luas kekeringan pada musim kemarau 2019 mencapai 102.746 hektare dan puso 9.358 hektare.

BACA JUGA: 200 Tangki Air Bersih Atasi Desa yang Dilanda Kekeringan di Ponorogo

Jawa Timur menjadi provinsi dengan wilayah paling luas terdampak kekeringan mencapai 34.006 hektare dengan puso 5.069 hektare. Kemudian, diikuti Provinsi Jawa Tengah dengan luas kekeringan mencapai 32.809 hektare dengan puso 1.893 hektare, Jawa Barat 25.416 hektare dan puso 624 hektare.

Selanjutnya, luas kekeringan di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta mencapai 6.139 hektare dengan puso 1.757 hektare, Banten kekeringan 3.464 hektare, NTB 857 hektare dan NTT 55 hektare dengan puso 15 hektare.

Ada pun informasi peringatan dini BMKG menyatakan tahun ini berpotensi kemarau ekstrem sampai dengan September dan puncaknya terjadi pada Agustus.

BACA JUGA: Dampak Kemarau di Jatim

Dirjen Tanaman Pangan Sumardjo Gatot Irianto mengatakan mitigasi kekeringan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena Kementan melibatkan wilayah-wilayah dengan potensi lahan rawa.

Menurut dia, musim kemarau seperti ini menjadi kesempatan untuk mengembangkan lahan rawa yang tetap produktif.

"Kami melibatkan juga wilayah-wilayah yang ketika terjadi kekeringan justru menjadi sumber pertumbuhan luas tanam baru," kata Gatot.

Untuk membantu wilayah yang puso, Kementan akan menginventarisasi keikutsertaan asuransi petani, namun jika belum ada akan diberikan bantuan benih.

BACA JUGA: Kemensos Siap Salurkan Beras untuk Wilayah Terdampak Kekeringan

Begitu pula untuk wilayah yang terancam kekeringan dan belum puso, perlu diperlukan pompa, mengoptimalkan sumber air terdekat (sungai, danau, embung), normalisasi saluran, serta penyediaan sumur pantek.

Untuk wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, diharapkan Perum Jasa Tirta (PJT-I dan PJT-II ) dengan sumber air yang ada dapat mengamankan standing crop (perumbuhan) pertanaman, sekaligus meningkatkan luas tanam.

Di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, diharapkan dapat meningkatkan Luas Tambah Tanam (LTT) melalui optimalisasi penanaman pada lahan kering serta rawa yang masih ada airnya.(ant)

Baca Juga