
Reporter
HasanSelasa, 23 Juli 2024 - 08:00
Editor
Ishomuddin
Siswa SMPN 3 Kota Mojokerto mengikuti Sekolah Alam Detektif Sungai 2024 di kawasan suaka ikan kali Surabaya, INSPIRASI-ECOTON Desa Wringinanom, Kabupaten Gresik. Selasa, 23 Juli 2024. Foto: Ecoton
JATIMNET.COM, Mojokerto – Yayasan Ecological Observation and Wetland Conservations (Ecoton) menyelengarakan program pelatihan kepada siswa sekolah yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.
Program bernama “Sekolah Alam Detektif Sungai 2024” ini diselenggarakan di kawasan suaka ikan kali Surabaya, INSPIRASI-ECOTON Desa Wringinanom, Kabupaten Gresik.
Kegiatan ini diikuti 15 siswa SMPN 3 Kota Mojokerto dan seorang guru pendamping, Selasa, 23 Juli 2024.
Mereka antusias mengikuti kegiatan antara lain mengenal mikroplastik, plankton, biotilik, dan vegetasi/pepohonan di bantaran sungai.
Dalam pembelajaran tentang biotilik, siswa diajarkan keanekaragaman hayati dan serangga serta diajak praktik pemantauan kualitas air sungai dengan metode biotilik.
Untuk pengenalan vegetasi atau pepohonan di bantaran sungai, siswa diajak untuk melihat dan mengenal keanekaragaman hayati dan peran tanaman terhadap ekosistem sungai dan melakukan pemantauan perilaku manusia terhadap sungai.
BACA: Temuan Mikroplastik dalam Biota Laut, Diduga dari Sampah Plastik Sungai
Sedangkan dalam pembelajaran tentang plankton, siswa diajak untuk mengidentifikasi populasi plankton sebagai makanan ikan sekaligus indikator kualitas sungai.
Lalu untuk pembelajaran tentang mikroplastik, siswa diajak ke lapangan guna mengambil sampel air sungai untuk dibawa ke laboratorium Ecoton untuk dilihat seberapa banyak polusi microplastik pada air sungai dan mengetahui bahaya plastik sekali pakai.
Guru pendamping SMPN 3 Kota Mojokerto yang juga Pembina Sekolah Adiwiyata Kota Mojokerto Umi Koyimah memberikan apresiasi terhadap kegiatan detektif sungai ini karena sangat bermanfaat bagi siswa.
‘’Senang ya, karena melalui kegiatan ini memberikan pengalaman berbeda dari apa yang biasa mereka dapatkan di sekolah. Bukan hanya mendapatkan wawasan baru, namun juga bisa praktik yang bersentuhan langsung dengan alam dan saya berharap setelah dari sini siswa dapat menularkan ilmunya pada siswa lain di sekolah serta lingkungan tempat tinggal mereka,” katanya.
BACA: Dua Puluh Brand Sumbang Sampah Terbanyak di Sungai Surabaya
Salah satu peserta sekolah detektif sungai, Jasmine Syahidah Al Qudsy, mengatakan kegiatan ini sangat menyenangkan dan bisa mendapatkan banyak pelajaran baru.
“Saya itu kaget bisa menemukan plankton di sungai dan lebih kaget lagi ternyata plastik itu tidak hilang, tapi menjadi serpihan kecil bernama mikroplastik dan itu berbahaya. Dan sungai itu harus banyak pohonnya supaya ikan bisa kerasan tinggal di sungai, bisa berteduh, seneng banget hari ini bisa bisa belajar serangga air dengan biotilik dan mendapatkan informasi tentang bahaya sampah plastik serta mikroplastik bagi lingkungan dan manusia," katanya.
Sementara itu, koordinator program Sekolah Alam Detektif Sungai, Tonis Afrianto, menyampaikan program ini pada dasarnya bertujuan memunculkan kepedulian siswa terhadap kondisi sungai yang kotor.
‘’Melalui program ini, kami ingin siswa menjadi kritis serta berperan aktif dan berani menyampaikan pendapat terkait bahaya sampah plastik sekali pakai kepada teman, keluarga, dan pemerintah. Tujuan selanjutnya adalah menciptakan komunikasi antara guru dan siswa untuk ikut serta melatih kemampuan siswa dalam menuangkan gagasan dan ide dari hasil pengamatan melalui tulisan dan gambar untuk kemudian berlanjut menjadi aksi nyata," katanya.
Tonis juga menambahkan kegiatan sekolah alam detektif sungai ini merupakan kerjasama Ecoton, Grab Indonesia, dan Benihbaik.com dalam pelibatan anak-anak untuk mengenali isu lingkungan hidup dan menyumbang ide serta gagasan. Kegiatan ini akan berlansung dari bulan Juli hingga November 2024.