
Reporter
Nani MashitaJumat, 14 Desember 2018 - 12:33
Editor
Rochman Arief
Jatim memastikan stok telur ayam ras surplus 137.468 ton selama periode Oktober hingga Desember. Foto: Dok.
JATIMNET.COM, Surabaya – Dinas Peternakan Jawa Timur memastikan stok daging sapi, daging ayam dan telur aman pada periode Oktober-Desember. Untuk daging sapi tercatat surplus 5.364 ton, daging ayam ras surplus 47.317 ton, dan telur ayam surplus 137.468 ton
Diterangkan Kepala Dinas Peternakan Jatim drh. Wemmi Niamawati menjelaskan suplai daging sapi di Jatim mencapai 23.068 ton. Dengan estimasi jumlah konsumsi daging sapi hingga akhir Desember sebesar 17.704 ton maka tersisa 5.364 ton daging sapi.
Adapun suplai daging ayam di Jatim tercatat 96.392 ton dengan estimasi jumlah konsumsi 49.075 ton. Dengan demikian stok daging ayam surplus 47.317 ton, dan telur ayam ras surplus 137.468 ton.
“Artinya stok daging sapi, daging ayam potong, dan telur ayam ras di Jatim aman menghadapi Natal dan Tahun Baru,” kata Wemmi, Jumat 14 Desember 2018.
Stok yang aman ini juga membuat harga daging sapi, daging ayam, maupun telur tidak mengalami fluktuasi harga di pasaran. Data dari Disnak per Jumat 14 Desember 2018 menunjukkan harga daging ayam potong rata-rata Rp 33.200 per kilogram, harga telur rata-rata Rp 24 ribu per kilogram, sedangkan harga daging sapi mulai Rp 90 ribu per kilogram untuk daging rawon dan Rp 125 ribu per kilogram untuk daging has.
Wemmi tidak menampik adanya peluang kenaikan harga selama masa Nataru. Biasanya, kenaikan terjadi pada H-3 hingga H+3 dengan kenaikan sebesar 10 persen hingga 20 persen.
Tapi dia menegaskan kenaikan harga bukan karena ketiadaan stok melainkan faktor psikologis. “Itu yang disebut dengan harga psikologis, karena ada libur perayaan Hari Besar Nasional lalu harganya dinaikkan,” tuturnya.
Disnak Jatim sudah mengantisipasi jauh-jauh hari kemungkinan kenaikan harga daging sapi, daging ayam potong, maupun telur ayam ras. Wemmi menyatakan sudah mengumpulkan para peternak maupun pengusaha yang tergabung dalam asosiasi unggas, agar tidak ikut-ikutan untuk menaikkan harga di tingkat peternak yang berimbas pada harga di tangan konsumen.
“Saya sudah bilang kepada para pengusaha dan peternak, sebisa mungkin harga tidak naik saat hari besar keagamaan. Anggap jadi bulan sedekah,” ujarnya.
Selain itu, Disnak juga menyiapkan sejumlah skema bila pada akhirnya terjadi kenaikan. Seperti operasi pasar di internal dinas maupun antar instansi pemerintahan. Dinas juga akan melakukan pemantauan mengenai ketersediaan daging sapi di Rumah Potong Hewan (RPH).
“Kami juga rajin menyampaikan ke publik bahwa stok daging tetap aman, sehingga tidak ada kekhawatiran yang berujung pada kenaikan harga,” pungkasnya.