Dinkes Jatim Upayakan Skema Tugas Bergilir Dokter Spesialis di Wilayah Kepualauan

Pasca Insiden Bayi Meninggal di Kandungan di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik
A. Baehaqi

Reporter

A. Baehaqi

Sabtu, 11 Januari 2020 - 05:59

dinkes-jatim-upayakan-skema-tugas-bergilir-dokter-spesialis-di-wilayah-kepualauan

Ilustrasi.

JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur Herlin Ferliana mengaku tengah menyiapkan aturan yang memungkinkan dokter spesialis mau bergantian ditempatkan di wilayah kepaulauan. 

Aturan ini terus dimatangkan usai kabar seorang bayi meninggal di dalam kandungan, karena tidak ada dokter bedah. Sang ibu, Ernawati (24) asal Pulau Bawean, harus kehilangan bayinya setelah tak bisa menyebrang ke Gresik. 

"Kita memang perlu effort (upaya) yang besar dalam arti iming-iming barangkali disana setahun saja tapi ada rewardnya (penghargaan) sama dengan praktik di darat. Itu yang sedang kami carikan bentuk, kami gilir sebulan sekali saja misalnya," ujar Herlin saat dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu 11 Januari 2020.

BACA JUGA: Dinkes Jatim Berupaya Tekan Penderita HIV Melalui Penyuluhan

Herlin yang juga mantan Direktur RSJ Menur itu mengaku telah mengumpulkan beberapa pimpinan rumah sakit di Jawa Timur untuk mematangkan regulasi ini. Setidaknya para dokter spesialis ada yang ditempatkan secara bergiliran ditempatkan di kepulauan. 

"Saya sudah kumpulkan, seperti Rumah Sakit Saiful Anwar, Rumah Sakit TNI AL dr Ramelan, RSUD Soetomo. Semuanya untuk ada yang mau digilir sebulan sekali kesana (Bawean), dan ini sudah menemukan bentuknya," ungkapnya. 

Sebenarnya, kata Herlin, tahun lalu Dinkes Jawa Timur sudah berupaya mencari dokter spesialis yang bersedia ditempatkan di kepulauan. Skemanya yang digunakan yakni satu tahun kontrak, setelah selesai diperpanjang lagi. 

Program ini, lanjutnya, milik kementerian kesehatan. Dokter usai mendapatkan gelar spesialis dikontrak satu tahun untuk ditempatkan di daerah sulit. "Ini program pusat, akan menempatkan ke tempat sulit. Karena memang tidak ada yang ditempatkan di kepualauan," tegasnya.

BACA JUGA: Kota Malang Terpapar Difteri, Dinkes Jatim Gelar Imunisasi November

Sementara, menyinggung kejadian di Pulau Bawean, Gresik, Herlin mengatakan bahwa yang tidak ada saat itu adalah dokter anastesi. "Kokter obginnya ada, tapi dokter anastesinya tidak ada," ungkapnya. 

Sedangkan proses kelahiran harus melalui operasi bedah. Informasi yang didapatkan Jatimnet.com, karena bayi terlalu besar tak bisa melahirkan normal. Sehingga harus di bawa ke Gresik untuk ditangani. 

Namun, cuaca buruk dan ombak besar membuat perjalan tidak mudah. Kendala-kendala itu yang lantas diduga menyebabkan bayi meninggal di dalam kandungan.

Baca Juga