101 Pasar Krempyeng di Surabaya Ditata Terapkan Protokol Kesehatan Jadi Pasar Tangguh

Transaksi di Pasar Menggunakan Nampan
Restu C Widari

Senin, 15 Juni 2020 - 00:00

101-pasar-krempyeng-di-surabaya-ditata-terapkan-protokol-kesehatan-jadi-pasar-tangguh

TRANSAKSI. Salah satu pasar di Kota Surabaya melakukan transaksi menggunakan nampan, karena menerapkan protokol kesehatan

JATIMNET.COM, Surabaya - Penataan pasar di Kota Surabaya terus dilakukan secara masif, guna menghindari sebaran dan antisipasi sebaran Covid-19. Termasuk pasar krempyeng akan terus ditata dengan menerapkan protokol kesehatan menjadi Pasar Tangguh.

Targetnya 101 Pasar Krempyeng yang ada di Kota Surabaya bakal ditata, menerapkan physical distancing dan mewajibkan memakai masker baik kepada pedagang maupun pembeli saat di pasar. Hingga kini, dari jumlah tersebut, sudah 49 pasar yang sudah melakukan protokol kesehatan.

“Kalau physical distancing di dalam pasar tak mencukupi dan pedagang lebih, maka kita tata di jalan. Tapi kalau misalnya jalan itu pukul 06.00 WIB dipakai, maka sebelum pukul 06.00 WIB, jalan harus bersih. Nah, itu yang kita lakukan,” kata Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Eddy Christijanto, Minggu 14 Juni 2020.

Eddy mengungkapkan, penataan yang dilakukan dengan menyesuaikan kearifan lokal. Yakni melibatkan pengurus RT/RW dan LPMK. Namun, sejauh ini pihaknya memastikan akan memaksimalkan penataan di dalam pasar sebelum memanfaatkan badan jalan.

BACA JUGA: Transaksi Pembayaran Pasar Tangguh di Surabaya Wajib Pakai Nampan

Bahkan, etika perilaku agar tidak menerima uang secara langsung juga dilakukan dengan memanfaatkan nampan sebagai transaksi penjualan.

“Tapi yang jelas pakai masker dan physical distancing-nya dulu. Harapan kita 101 Pasar Krempyeng itu bisa kita tata. Kita sedang menata enam lagi, nanti jumlah 55. Memang harus pelan-pelan bertahap, tapi kita terus bergerak, kita edukasikan,” ia menguraikan.

Maka dari itu, Eddy memastikan akan terus mendorong masyarakat agar berperan aktif dalam pembentukan Pasar Tangguh. Dengan adanya Pasar Tangguh tersebut, pihaknya berharap, potensi penularan Covid-19 di pasar bisa diantisipasi. Sehingga roda perekonomian para pedagang pasar bisa tetap berjalan.

“Nanti di Pasar Krempyeng itu juga kita bentuk Pasar Tangguh. Kita pelan-pelan menata, kita harap para pengurus pasar bisa berperan aktif. Namun yang penting adalah para pedagang sadar dulu, disiplin menerapkan protokol kesehatan, baik pedagang maupun pembeli,” ia menjelaskan.

BACA JUGA: Tidak Pakai Masker, di Pasar Ini Pedagang dan Pengunjung Tidak Boleh Masuk

Di lain pihak, Direktur Teknik dan Usaha PD Pasar Surya, Muhibuddin menambahkan, penataan konsep Pasar Tangguh merupakan perubahan budaya tentang cara belanja di pasar. 

Selain pedagang dan pengunjung wajib memakai masker, serta dilakukan pengecekan suhu badan, cara transaksi pembeli ke pedagang juga diubah. Biasanya, transaksi pembayaran dilakukan pembeli dengan memberi uang dan langsung diterima pedagang.

"Sekarang cara atau budaya itu diubah. Pembayaran dialihkan menggunakan nampan. Pembeli menaruh uang di nampan, lalu jika ada uang kembalian juga diletakkan di nampan itu," kata Muhibuddin.

Dengan cara tersebut, diharapkan tidak ada interaksi langsung atau sentuhan tangan antara pembeli dengan pedagang. Paling tidak, cara tersebut bisa meminimalisir kontak fisik. "Ini sudah mulai kita sosialisasi dan terapkan di pasar-pasar yang kita kelola, termasuk di dua pasar tangguh yakni di Pasar Genteng Baru dan Pasar Tambahrejo," ia menandaskan.

Dalam konsep Pasar Tangguh ini, di stan pasar juga dipasangi tirai plastik. Tirai ini digunakan sebagai pembatas interaksi antara pembeli dengan pedagang. "Memang belum semua stan ada tirai plastiknya, namun kami berharap ke depan secara bertahap semua stan bisa menerapkan ini," katanya.

Baca Juga