
Reporter
A. BaehaqiSabtu, 18 Januari 2020 - 16:55
Editor
Ishomuddin
CABAI. Petani cabai di Kota Probolinggo menunjukkan lahan tanaman cabai, Rabu, 16 Januari 2020. Harga cabai rawit di Probolinggo mencapai Rp70 ribu per kilogram. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Surabaya – Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) yang dikelola secara online oleh Dinas Perindustrian dan Perdagagan (Disperindag) Jawa Timur menyajikan data yang diduga janggal terkait harga cabai rawit. Siskaperbapo bisa diakses melalui aplikasi di smartphone berbasis Android maupun melalui laman siskaperbapo.com.
Sepanjang Sabtu pagi hingga tengah malam, 18 Januari 2020, Siskaperbapo menyajikan harga komoditas cabai rawit di Pasar Bandung, Kabupaten Tulungagung, naik tajam dari beberapa hari sebelumnya.
Dalam tabel harga komoditas, tertera harga cabai rawit di pasar setempat mencapai Rp550 ribu per kilogram. Harga ini naik tajam dari harga rata-rata sebelumnya yang hanya Rp40 ribu per kilogram.
HARGA CABAI. Tampilan layar tabel Siskaperbapo berupa tabel harga cabai rawit di Pasar Bandung, Tulungagung, yang diduga ada kesalahan input nominal harga. Foto: Repro Siskaperbapo
Akibatnya, harga rata-rata cabai rawit di Tulungagung ikut naik akibat ada data kenaikan di Pasar Bandung tersebut. Berdasarkan sistem penghitungan otomatis di Siskaperbapo, harga rata-rata cabai rawit di Tulungagung naik menjadi sekitar Rp228 ribu, melonjak lebih dari tiga kali lipat dari harga rata-rata sebelumnya, Jum’at, 17 Januari 2020, yang tercatat hanya Rp56.667 per kilogram.
BACA JUGA: Harga Cabai Rawit Petani Melejit
Jika melihat tren kenaikan harga cabai rawit di semua pasar di Jawa Timur, diduga ada kesalahan input data harga cabai rawit di Pasar Bandung, Tuluangagung. Kenaikan harga rata-rata cabai rawit di pasar-pasar yang ada di Jawa Timur hanya 8,24 persen dari harga sebelumnya. Pada Jum’at, 17 Januari 2020, tercatat Rp63.733 per kilogram dan Sabtu, 18 Januari 2020, naik menjadi Rp68.982 per kilogram.
Saat dikonfirmasi terkait dugaan adanya kesalahan input data harga cabai rawit di Pasar Bandung, Tulungagung, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jawa Timur Tri Bagus Sasmito belum merespons.
Sebelumnya, pejabat yang akrab disapa Bagus ini mengatakan memang ada kenaikan harga cabai rawit di Jawa Timur. Kenaikan itu dipicu beberapa penyebab seperti curah hujan yang tinggi, hama, hingga penundaan masa tanam. Selain itu, permintaan dari luar Jawa Timur juga meningkat.
BACA JUGA: Disperindag dan Bulog Gelar Operasi Pasar Tekan Harga Cabai Rawit
“Di sentra produksi sendiri, di produsen, harga cabai bisa mencapai Rp54 ribu per kilogram," ujar Bagus, Sabtu 18 Januari 2020.
Faktor bencana di kota-kota besar di luar Jawa Timur, menurutnya, juga jadi pemicu tersedotnya stok cabai Jawa Timur dan berdampak naiknya harga. Menurutnya, banjir yang terjadi hampir merata di DKI Jakarta dan Banten beberapa waktu lalu menyedot stok cabai di Jawa Timur.
"Recovery (pemulihan) banjir kemarin menyedot beberapa komoditas termasuk cabai. Kebutuhannya lumayan tinggi. Itu juga ikut menyumbang, di samping curah hujan dan hama," katanya.
Kendati demikian, menurut Bagus, stok cabai rawit di Jawa Timur masih mencukupi meskipun mulai menipis. Disperindag bersama Dinas Pertanian saat ini tengah memetakan mana saja daerah yang segera panen.
BACA JUGA: Harga Cabai Melonjak Tiap Tahun, Pemprov Diminta Pikirkan Antisipasi Jangka Panjang
Prediksi sementara, selama Februari hingga April mendatang, beberapa sentra produksi cabai seperti Kediri dan Blitar sudah masuk masa panen raya. Ia berharap tidak ada gangguan saat panen raya. Dengan begitu, harga cabai bisa mulai terkendali.
"Kediri mungkin Februari awal ini akan panen raya sekitar 900 hektar. Kami harapkan bisa berkontribusi untuk menurunkan harga cabai rawit," ujarnya.
Ia memprediksi jika panen raya berjalan baik, periode Maret sampai April mendatang harga cabai rawit akan kembali pada harga normal.