
Reporter
ZulafifMinggu, 9 Mei 2021 - 11:00
Editor
IshomuddinPETOLEKORAN. Warga Gili Ketapang saat tiba di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo, untuk berbelanja kebutuhan Lebaran bagian dari tradisi Petolekoran atau hari ke-27 Ramadan, Minggu, 9 Mei 2021. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Meski masih dalam situasi pandemi Covid-19, antusiasme masyarakat Pulau Gili Ketapang, Probolinggo, tetap tinggi untuk melangsungkan budaya Petolekoran.
Petolekoran yang berarti angka 27 dalam bahasa Madura merupakan kebiasaan rutin satu tahun sekali warga wilayah terluar Probolinggo itu dalam menyambut lebaran Idulfitri.
Mereka secara ramai-ramai berangkat dari Pulau Gili Ketapang menyebrangi lautan sejauh 3 mil ke Pelabuhan Probolinggo menggunakan perahu tradisional untuk berbelanja kebutuhan lebaran di hari ke-27 Ramadan.
Mengantisipasi itu, Satgas Gabungan Penanganan Covid-19 Probolinggo langsung melakukan tes usap massal terhadap warga Gili Ketapang yang kedapatan tak pakai masker.
BACA JUGA: Abaikan Prokes, Sejumlah Toko di Probolinggo Diancam Ditutup
Mereka yang terjaring langsung dites usap PCR guna memastikan apakah terpapar Covid-19 atau tidak.
Kabid Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Probolinggo Madihah menyebutkan berdasarkan pemeriksaan tes usap warga yang terjaring, sementara hasilnya negatif.
Akan tetapi, Madihah mengimbau agar masyarakat diedukasi kembali dalam penggunaan masker. Sebab banyak yang tak sesuai saat memakainya.

TES USAP. Warga Gili Ketapang, Probolinggo, menjalani tes usap saat tiba di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo, Minggu, 9 Mei 2021. Foto: Zulkiflie
Sementara itu, salah seorang warga Gili Ketapang, Usman, mengatakan ia bersama warga Gili lainnya tetap melangsungkan kegiatan petolekoran karena sudah menjadi budaya warga setempat.
Apalagi sebelumnya warga Gili Ketapang memang belum sempat berbelanja kebutuhan Lebaran mulai kue, pakaian, dan lainnya.
"Ini sudah menjadi tradisi kami tiap lebaran, serta telah berlangsung secara turun temurun dari zaman nenek moyang kami," ujarnya.
BACA JUGA: Razia Prokes Menjelang Lebaran, Antrean Pembeli di Pusat Belanja Ditertibkan
Hal senada dikatakan Narto, warga Gili lainnya. Menurutnya, kebiasaan melakukan kegiatan petolekoran menjadi momen bersama keluarganya untuk belanja kebutuhan Lebaran.
Kota Probolinggo merupakan lokasi yang paling dekat untuk berbelanja kebutuhan Lebaran. "Apalagi kami sudah menabung dari setahun lalu, maka ketika uangnya sudah cair tentu langsung kami belanjakan," tuturnya.
Sekadar informasi, warga Gili Ketapang yang menyebrang ke Probolinggo berbelanja kebutuhan Lebaran di sejumlah pusat perbelanjaan di kota setempat.
Aktivitas tersebut biasanya mereka lakukan hingga sore hari dan setelah puas berbelanja kebutuhan Lebaran, mereka kembali pulang ke Pulau Gili Ketapang.