
Reporter
Restu C WidariKamis, 24 Maret 2022 - 11:00
Editor
Bruriy Susanto
Warga Kota Surabaya saat antri layanan administrasi kependudukan (adminduk) yang terintegrasi dengan Pengadilan Negeri (PN) Surabaya dengan menerapkan protokol kesehatan, Rabu 19 Mei 2021. Foto: Humas Pemkot Surabaya/Dokumen
JATIMNET.COM, Surabaya - Administrasi Kependudukan (Adminduk) bagi warga ber-KTP Surabaya namun domisili di luar daerah bakal ditertibkan. Termasuk pula meniadakan intervensi bantuan bagi warga KTP Surabaya yang pindah domisili ke luar daerah tanpa melapor.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji menjelaskan dalam Undang-Undang (UU) No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan disebutkan bahwa Warga Negara Indonesia (WNI) yang pindah domisili lebih dari satu tahun wajib melapor kepada instansi pelaksana di daerah asal.
"Secara prinsip, setiap orang yang pindah harus melaporkan perpindahannya di tempat (alamat) yang baru. Sehingga datanya harus sama antara De Facto dengan De Jure," kata Agus, Kamis 24 Maret 2022.
Hal lantaran dirinya banyak menerima laporan dari masyarakat mengenai warga ber-KTP Surabaya, namun domisili atau tempat tinggalnya di luar kota. Karena itu, pihaknya menegaskan bakal kembali melakukan penertiban administrasi kependudukan.
Baca Juga: Perkuat Layanan Adminduk di Kelurahan, 'Anda Datang, Pulang Bawa Solusi’
"Makanya akan dilakukan pengecekan oleh petugas di lapangan. Apabila tidak sesuai, maka ditata kembali, apakah itu pindah atau meninggal. Bahkan, ada yang sudah meninggal lima tahun, tapi KTP-nya masih ada dan belum dilaporkan," ia menegaskan.
Menurut Agus, ketika warga ber-KTP Surabaya namun sebenarnya tinggal domisili di luar daerah, tentu saja hal ini dapat berimplikasi ke sektor pelayanan. Utamanya, saat pemberian intervensi atau bantuan kepada warga tersebut.
Apalagi, intervensi yang diberikan pemerintah itu berpedoman pada Nomor Induk Kependudukan (NIK). "NIK sebagai rujukan ketika memberikan intervensi bantuan. Nah, ketika data NIK tidak sesuai dengan alamat domisili atau De Facto tidak sama De Jure, maka intervensi itu bisa tidak diberikan," ia menjelaskan.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina menyatakan bahwa ada beberapa intervensi yang diberikan di bidang kesehatan secara gratis bagi warga NIK Surabaya. Mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan (faskes) dasar di puskesmas, pemeriksaan PCR atau antigen di Labkesda hingga kepesertaan BPJS Kesehatan kelas 3.
Baca Juga: Seluruh Pelayanan Produk Adminduk Dapat Dicetak di Kelurahan
"Mereka warga Surabaya bisa mendapatkan fasilitas layanan secara gratis di rumah sakit, klinik, hingga faskes yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dan itu gratis, biaya premi ditanggung Pemkot Surabaya," kata Nanik.
Di samping itu, adapula sejumlah intervensi lain yang diberikan kepada warga NIK Surabaya. Yakni, pemberian program permakanan bagi balita stunting untuk keluarga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebanyak 3 kali dalam sehari. Bahkan, pemberian permakanan gratis itu diberikan hingga balita tersebut bebas dari stunting.
"Ada juga perizinan-perizinan terkait PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Kalau misal mereka penduduk Surabaya kita berikan gratis. Intervensi semua itu untuk warga Surabaya dan ber-KTP NIK Surabaya," ia mengungkapkan.
Intervensi yang diberikan secara gratis kepada warga ber-KTP atau NIK Surabaya tak hanya menyasar pada bidang kesehatan. Melainkan pula intervensi juga diberikan pada sektor sosial. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya Anna Fajriatin.
Bac aJuga: Program Kalimasada Permudah Urus Layanan Adminduk Melalui Ketua RT
Menurut Anna, NIK menjadi dasar bagi pemerintah untuk memberikan intervensi bantuan baik dari pemerintah pusat maupun Pemkot Surabaya. Mulai dari Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH) hingga Bantuan Sosial Tunai (BST).
"Kemudian Dinsos ada bantuan program permakanan untuk lansia, anak yatim, dan disabilitas. Selain itu juga ada intervensi-intervensi dari Perangkat Daerah (PD) yang lain," kata Anna.
Di tahun 2022 ini, setiap bulan pihaknya melaksanakan musyawarah kelurahan (Muskel) bersama RT/RW hingga jajaran kelurahan dan kecamatan. Melalui hasil Muskel tersebut, dilakukan update data MBR atau warga penerima bantuan.
"Karena kita tidak berhak menghapus, maka dari dasar Muskel itu kami melakukan ketidaklayakan penerima bantuan. Misal ada warga NIK di Surabaya, tapi tidak ditemukan, sehingga kami menindaklayakan yang bersangkutan menerima bansos," ia menegaskan.
Baca Juga: Inovasi Pelayanan Adminduk Terintegrasi PN Surabaya Jadi Solusi Solutif Permasalahan Warga
Pada Januari 2022, Dinsos Surabaya menindaklayakan 7.893 warga penerima bansos. Sedangkan pada Februari 2022, tercatat ada sekitar 35.000 warga yang ditidaklayakan menerima bansos. Ketidaklayakan itu dikarenakan dari hasil Muskel, warga NIK Surabaya tersebut sudah meninggal, pindah atau tidak ditemukan domisilinya.
"Kami juga melakukan sinkronisasi data dengan teman-teman Dispendukcapil. Sehingga data hasil Muskel juga kami cocokkan dengan Dispendukcapil. Jadi, ada sekitar 42.893 itu dilepas dari status data MBR. Rata-rata mereka tidak tinggal di Surabaya, tapi ber-KTP Surabaya. Tapi dia dapatkan fasilitas-fasilitas itu," ia menerangkan.
Di lain pihak, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruf menyebut bahwa pemberian intervensi bantuan pada sektor pendidikan juga mengacu pada data NIK Surabaya. "Data kita mengacu pada NIK. Kita mendata MBR itu juga dari sekolah. NIK digunakan untuk mencari mana yang betul-betul MBR dan perlu ditindaklanjuti (intervensi) atau tidak," kata Yusuf.
Bagi peserta didik dari keluarga MBR, telah disiapkan intervensi berupa seragam hingga peralatan sekolah. Itu diberikan secara gratis bagi peserta didik jenjang SD dan SMP.
"Khusus anak MBR kita siapkan seragam dan peralatan sekolah gratis. Kalau jenjang SD, ada seragam putih dan merah, lalu SMP seragam putih dan biru. Kemudian juga ada seragam batik, pramuka plus seragam olahraga ini yang disiapkan untuk anak MBR," ia menekankan.