Yayasan 10 November Dibentuk, Bantu Pendidikan Masyarakat Miskin

Restu C Widari

Selasa, 10 November 2020 - 14:20

Editor

Ishomuddin
yayasan-10-november-dibentuk-bantu-pendidikan-masyarakat-miskin

MISI PENDIDIKAN. Pengurus Yayasan 10 November. Foto: Restu Cahya

JATIMNET.COM, Surabaya – Tepat di momen peringatan Hari Pahlawan ke-75, Yayasan 10 November lahir di Kota Surabaya. Sebagai bagian dari masyarakat Surabaya, yayasan ini lahir untuk melestarikan semangat 10 November melalui tindakan nyata dalam mengentas kemiskinan melalui bidang pendidikan.

Ketua Pengurus Yayasan 10 November, Bachrul Amiq, menjelaskan latar belakang terbentuknya yayasan ini. Ia menyebut 10 November adalah momentum bersejarah dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Ketika dahulu arek-arek Suroboyo mempertahankan negeri ini dari kembalinya penjajah ke Indonesia, maka sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya mengisi kemerdekaan yang telah dipertahankan oleh para pahlawan.

“Salah satu cita-cita kemerdekaan yang masih perlu mendapat perhatian adalah mencerdaskan bangsa. Apalagi, konstitusi ini menjamin bahwa setiap warga negara harus memperoleh pendidikan,” kata Bachrul, Selasa, 10 November 2020.

Namun, faktanya adalah masih ada warga negara yang sulit mengakses pendidikan itu dengan alasan ekonomi dan keterbatasan daya tampung sekolah-sekolah gratis negeri ataupun swasta. Atas dasar inilah kemudian memantik mereka untuk mengumpulkan orang-orang mumpuni dengan berbuat tindakan nyata mendukung pemerintah.

BACA JUGA: 36 Perusahaan dan Lembaga Siap Membiayai Pendidikan Pelajar SMP di Surabaya

“Bentuknya kita mendirikan Yayasan 10 November. Jadi resmi didirikan yang tujuannya murni untuk kegiatan sosial dalam rangka memberikan biaya pendidikan untuk anak-anak miskin,” ia mengungkapkan.

Nantinya, yayasan menghimpun dana dari publik baik itu dari masyarakat sebagai individu ataupun badan usaha.

“Dana yang telah terkumpul itu akan disalurkan dalam bentuk biaya pendidikan,” kata Bachrul yang juga Rektor Universitas dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya ini.

Ia menyatakan bantuan biaya pendidikan itu tak hanya sekadar disalurkan. Sebab, pihaknya juga melakukan pendampingan, monitoring dan evaluasi terhadap bagaimana keberhasilan dari siswa yang mendapat bantuan pendidikan itu.

“Anak yang kita berikan biaya pendidikan itu sejauh mana berhasil, sustainablenya (berkelanjutan),” ia menjelaskan.

BACA JUGA: Pemkot Surabaya Terima Hibah English Corner dari Yayasan Dewan Inggris Indonesia

Menurutnya, bantuan biaya pendidikan ini bakal menyasar ke semua jenjang, baik itu SD, SMP, SMA maupun perguruan tinggi. Tentunya, mereka yang mendapat bantuan ini betul-betul berasal dari keluarga miskin.

“Jadi, untuk semua jenjang pendidikan. Ketika ada anak dari keluarga miskin kita lakukan verifikasi dulu dan jika benar maka kita bantu,” ia menguraikan.

Bachrul menyampaikan tujuan akhir tindakan nyata melalui bidang pendidikan ini untuk melakukan lompatan status sosial ekonomi. Ia mencontohkan ketika orang tua penerima bantuan ini adalah tukang tambal ban dan anaknya disekolahkan hingga tinggi, maka anak itu harus lebih sukses dan dapat menyejahterahkan keluarganya.

“Saya kira kita harus melakukan bantuan itu secara tuntas sampai melakukan perubahan status sosial ekonomi anak dari keluarga miskin akhirnya menjadi mampu atau tidak miskin,” katanya.

Maka dari itu, pihaknya berpesan kepada masyarakat yang mempunyai kelebihan rezeki dan tidak tahu cara menyalurkan ke mana, dapat melalui Yayasan 10 November.

“Kita bikin ini yayasan, kita undang tokoh-tokoh yang mumpuni, kredibel, yang bukan mencari makan dari yayasan, tapi ingin menghidupkan yayasan ini untuk tujuan-tujuan mulia tadi,” ia menandaskan.

Sekretaris Pengurus Yayasan 10 November, Agnes Swetta Pandia, menambahkan selama ini salah satu cara yang dilakukan Pemkot Surabaya dalam mendukung tersedianya akses pendidikan bagi anak keluarga tidak mampu adalah dengan menggandeng perusahaan melalui program CSR. Namun, hal itu setiap tahun tentu harus diajukan, apalagi dengan kondisi pandemi saat ini pasti ada pengurangan yang luar biasa.

“Dengan adanya yayasan ini, anak-anak lebih terjamin. Jadi ini sudah ada, tinggal menginventarisir anak-anaknya mana,” kata Agnes.

BACA JUGA: Tingkatkan Pendapatan, Pemkot Surabaya Alih Fungsi Sejumlah Lahan Pendidikan

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya menyatakan, saat ini seluruh stakeholder telah menjadi sosok pahlawan kemanusiaan. Di saat pandemi ini, mereka telah membuktikan bahwa seluruh elemen masyarakat berbondong-bondong memutus wabah dengan cara yang beraneka ragam. Dari situlah ia menyimpulkan makna pahlawan bukan lagi membawa senjata.

“Menjadi pahlawan kemanusiaan itu dapat dilakukan oleh siapapun. Sekarang ini yang perlu terus kita tingkatkan adalah kita harus menjadi pahlawan-pahlawan kemanusiaan," kata Risma usai upacara peringatan Hari Pahlawan ke-75 di Taman Surya, Balai Kota Surabaya.

Ia juga menekankan kepada para pelajar Surabaya agar terus mengobarkan semangat para pahlawan untuk meraih prestasi. Ia berharap, kondisi pandemi Covid-19 tidak menyurutkan tekad belajar dan terus berprestasi.

"Saya menyampaikan kepada anak-anakku semuanya, jaga terus semangat para pahlawan untuk terus mengobarkan semangat. Jangan pernah menyerah, sesulit apapun pasti kita bisa menyelesaikan,” ia menegaskan.

Para pembina, pengurus, maupun pengawas Yayasan 10 November terdiri dari tokoh-tokoh yang mumpuni dan memiliki kredibilitas tinggi. Mereka berasal dari berbagai latar belakang termasuk akademisi dan guru besar sejumlah perguruan tinggi di Surabaya.

Baca Juga