Singapura Targetkan 10 Ribu Pekerjaan Baru di Sektor Teknologi
Mereka mendirikan lembaga baru bernama DISG.

Reporter
Dyah Ayu PitalokaJumat, 28 Juni 2019 - 03:17
Editor
Dyah Ayu Pitaloka
Salah satu spot wisata di Singapura. Foto: Unsplash
JATIMNET.COM, Surabaya – Singapura berencana menciptakan 10 ribu pekerjaan di sektor teknologi selama tiga tahun kedepan, sebagai upaya mengokohkan citra kota sebagai konektor global di sektor industri.
Rencana ini akan diprakarsai oleh instansi pemerintah baru yang disebut Industri Digital Singapura (DISG), yang menggabungkan berbagai upaya dari lembaga publik yang telah ada, untuk mendorong investasi dari perusahaan teknologi asing, mendukung bisnis lokal, dan bekerja dengan industri untuk membentuk kebijakan masa depan.
Dilengkapi dengan berbagai bantuan dan pinjaman, negara kepulauan itu sedang fokus pada perusahaan teknologi, investor dan bakat top, dalam beberapa tahun terakhir. Sektor yangt diangap mampu membantu meningkatkan pertumbuhan rata-rata yang lamban dalam dekade ini.
“DISG akan berupaya mencapai misi kami untuk menjadikan Singapura sebagai Penghubung Teknologi Global di Asia,” kata Kiren Kumar, Kepala DISG, dikutip dari Reuters.com, Kamis 27 Juni 2019.
BACA JUGA: Ekspor Perhiasan dan Permata Jatim Meningkat, Terbanyak ke Jepang
Lembaga baru ini diharapan menciptakan 10 ribu pekerjaan di sektor teknologi selama tiga tahun ke depan termasuk meningkatkan peran di sektor teknik, pengembangan perangkat lunak dan keuangan.
DISG juga mengatakan, mereka akan membantu perusahaan di area teknologi, seperti ojek, iklan daring, fintech, keamanan digital, dan kecerdasan buatan.
Meskipun, pajak rendah Singapura, stabilitas politik dan sistem hukum dan infrastruktur yang maju, mampu menarik perusahaan asing selama beberapa dekade, aturan tentang berita bohong yang baru saja dikeluarkan telah berbenturan dengan Facebook dan Aplphabet milik Google, yang khawatir jika aturan itu akan menghalangi kebebasan berbicara dan inovasi.
Meskipun memiliki investor yang besar, Singapura hanya memiliki satu unicorn lokal, sebuah perusahaan rintisan dengan nilai sekitar USD 1 miliar, yaitu Grab, menurut laporan CBInsight, sementara negara tetangganya Indonesia memiliki empat unicorn.