
CEK KESEHATAN. Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun sedang mengikuti tes kesehatan oleh petugas kesehatan di lapas setempat, Senin, 25 April 2022.. Foto. Lapas Kelas I Madiun
JATIMNET.COM, Madiun – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Madiun melaksanakan pemeriksaan kesehatan bagi warga binaan, Senin, 25 April 2022. Sebanyak 140 narapidana maupun tahanan mengikuti serangkaian tes untuk mengetahui potensi gangguan kesehatan atau skrining.
Tes skrining dilaksanakan melalui assessment dan foto X-Ray di ruang kunjungan Lapas Kelas I Madiun. Kegiatan itu merupakan kerjasama antara Direktorat Pemasyarakatan (Ditjenpas) dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Tidak tanggung-tanggung, pihak Kemenkes mendatangkan satu unit bus khusus untuk mendukung pelaksanaan skrining.
BACA JUGA : 200 Orang di Lapas Surabaya Jalani Tes Usap
Salah seorang petugas kesehatan yang terlibat dalam kegiatan itu, Vivin Sulistyaningrum mengatakan bahwa skrining yang dilakukan untuk mendeteksi sejumlah penyakit. Selain TBC (tuberkulosis) dan HIV (human immunodeficiency virus), upaya itu juga bertujuan mengetahui potensi penyakit tidak menular (PTM).
“Skrining penyakit tidak menular ini penting dilakukan,” kata Vivin yang juga pengelola program HIV Puskesmas Ngegong, Kota Madiun.
Menurut dia, dengan skrining PTM maka upaya penanganan penyakit yang terdeteksi pada setiap tubuh warga binaan dapat dilakukan secara tepat. Ini seperti penyakit jantung, darah tinggi maupun diabetes mellitus.
“Ini perlu penanganan khusus seperti pola makan dan olahraga rutin. Skrining PTM ini juga gabungan dari program TBC dan HIV,” jelas Vivin.
BACA JUGA : Warga Binaan Lapas Kelas I Madiun Disuntik Vaksin Booster
Melalui skrining PTM tersebut, ia berharap agar warga binaan Lapas Kelas I mendapatkan hak kesehatannya. Ketika, menderita suatu penyakit tetap dapat dirawat secara khusus hingga PTM yang diderita dapat sembuh total.
Sementara, skrining TBC dilakukan dengan cara mengecek dahak dan rontgen paru-paru perwakilan warga binaan. Menurut Vivin, penyakit TBC dapat disembuhkan apabila dilakukan pengobatan dengan rutin dan benar.
“Bisa, bisa sembuh. TBC ada obatnya. Dengan rutin pengobatan 6 sampai 9 bulan, mereka bisa sembuh. Kalau HIV sudah ada obatnya, meski tidak bisa disembuhkan, tapi untuk digunakan seumur hidup,” ujarnya.
Untuk diketahui pelaksanaan skrining di Lapas akan dilaksanakan secara bertahap. Pihak Ditjen dan Kemenkes menargetkan 1.000 warga binaan mengikuti program itu. Adapun waktu pelaksanannya hingga tanggal 16 Mei 2022.