
Reporter
Hari IstiawanSelasa, 13 November 2018 - 03:29
Editor
Hari IstiawanIlustrasi.
JATIMNET.COM, Malang – Sejak lima tahun lalu, Pemerintah Kabupaten Malang telah menciptakan beras berbahan baku singkong yang diberi nama beras cerdas. Keberadaan beras cerdas ini masih belum familiar di tengah masyarakat.
Hingga kini, pemerintah secara intensif terus mengupayakan sekaligus mengajak warga di daerah itu mengonsumsi beras cerdas berbahan baku singkong (cassava) ini.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang M Nasri Abdul Wahid mengatakan, saat ini tingkat konsumsi beras warga Kabupaten Malang rata-rata mencapai 90 kilogram per orang per tahun. "Kami upayakan bisa turun menjadi 89,3 kilogram per orang per tahun," kata Nasri.
Untuk mengurangi konsumsi beras tersebut, lanjut Nasri, pihaknya telah menciptakan beras cerdas (beras analog) dengan bahan baku singkong. Beras tersebut yang diharapkan mampu menyubsitusi bahan pangan pokok yang selama ini dikonsumsi masyarakat.
Beras cerdas yang diluncurkan lima tahun silam, katanya, merupakan bahan pangan pokok pengganti beras yang terbuat dari singkong. Secara fisik, bentuk beras analog ini tidak jauh berbeda dengan beras pada umumnya, namun beras cerdas ini selain mengandung karbohidrat juga dilengkapi dengan nutrisi lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh.
Menurut Nasri, beras analog atau beras cerdas yang telah diproduksi itu dari segi kesehatan juga lebih bagus ketimbang beras pada umumnya. "Beras yang terbuat dari singkong ini jauh lebih sehat ketimbang beras biasa karena kandungan gulanya jauh lebih rendah dibandingkan dengan beras biasa," paparnya.
Agar ketersediaan bahan baku untuk memproduksi beras analog tersebut, Nasri mengaku pihaknya terus berupaya meningkatkan produksi tanaman penghasil karbohidrat non-beras, seperti singkong maupun ubi jalar (ketela).
Ada sejumlah wilayah yang cukup bagus untuk tanaman non-padi, terutama di kawasan Malang selatan, seperti Kecamatan Bantur, Sumbermanjing Wetan, Pagak, Gedangan, Donomulyo, dan Tirtoyudo.
"Kalau kami mengampanyekan substitusi bahan pangan pokok dari beras ke bahan pangan (karbohidrat) lainnya, bukan berarti produksi padi di kabupaten Malang tidak mencukupi untuk konsumsi masyarakat. Setiap tahun Kabupaten Malang selalu surplus beras rata-rata mencapai 72 ribu hingga 75 ribu ton," tuturnya.
Produksi tanaman padi di Kabupaten Malang rata-rata mencapai 6 hingga 7 ton per hektare, namun dengan adanya berbagai varietas baru, produktivitas padi meningkat menjadi 8 hingga 9 ton per hektare. Lahan tanaman padi (sawah) di Kabupaten Malang sekitar 48 ribu hektare dengan rata-rata panen dua hingga tiga kali setiap tahun.
Sedangkan luas tanam singkong di Kabupaten Malang mencapai 258 hektare dengan produktivitas hasil panen mencapai 266.181 ton per tahun (berdasarkan catatan BPS 2017). (ant)