Dari 3.003 Ibu Hamil di Ponorogo, Baru Separuh Ikut Vaksinasi Covid-19
Kematian Ibu Hamil akibat Covid-19 di Ponorogo Tinggi

Reporter
SatriaSelasa, 31 Agustus 2021 - 06:40
Editor
Ishomuddin
IBU HAMIL. Vaksinasi ibu hamil di Kelurahan Kepatihan Wetan, Kec. Babadan, Kab. Ponorogo. Foto: Gayuh Satria
JATIMNET.COM, Ponorogo – Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo rencananya melakukan vaksinasi kepada 3.003 ibu hamil. Namun, hanya sekitar separuh dari ibu hamil yang terdata datang untuk melakukan vaksinasi.
Kasi Kesehatan Gizi dan Keluarga Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo Lisswarni mengatakan jika kebanyakan ibu hamil masih ragu melakukan vaksinasi karena takut berisiko pada janin yang dikandungnya. Padahal, sudah banyak kajian yang menyebutkan jika vaksinasi kepada ibu hamil ini aman dan tanpa risiko.
“Syarat untuk vaksinasi ibu hamil dengan usia kandungan minimal 13 minggu sampai dengan menjelang melahirkan,” kata Lis, sapaan akrabnya, Selasa, 31 Agustus 2021.
BACA JUGA: Ketua TP PKK Surabaya: Pentingnya Vaksin bagi Ibu Hamil
Lis menjelaskan di beberapa tempat vaksinasi yang dipusatkan di puskemas dan balai desa hanya sekitar 40 sampai 50 persen ibu hamil yang datang untuk vaksinasi. Artinya dari 3.003 ibu hamil di Ponorogo hanya sekitar 1.500 ibu hamil yang bersedia divaksin. Padahal Dinkes Ponorogo telah menyiapkan 3.600 dosis vaksin untuk vaksinasi khusus ibu hamil.
“Angka kematian ibu hamil di Ponorogo cukup tinggi untuk tahun 2021, sampai bulan Agustus saja mencapai 29 orang dengan 26 di antaranya terkonfirmasi Covid-19,” kata Lis.
Angka ini jauh meningkat jika dibandingkan tahun 2020 yang hanya sepuluh kematian ibu hamil dengan dua di antaranya terkonfirmasi Covid-19. Ia berharap separuh ibu hamil yang telah melakukan vaksinasi dapat mengajak ibu hamil lain untuk ikut vaksinasi Covid-19.
BACA JUGA: Positif Covid-19, Ibu Hamil Kabur saat Dijemput Satgas
“Dengan vaksinasi, meskipun nantinya tetap dapat terpapar Covid-19, risiko yang diterima ibu hamil harapannya dapat lebih ringan dan kecil kemungkinan berisiko kematian,” ujar Lis.
Sementara itu, salah satu peserta vaksin, Rahayu Retno, 29 tahun, menuturkan jika ia sempat ragu untuk vaksinasi. Selain takut jarum suntik, ia takut vaksin akan berpengaruh terhadap kandungannya, apalagi ini merupakan kehamilan pertamanya. Namun setelah 30 menit menjalani vaksinasi, ia tidak merasakan efek yang berarti dan tidak terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
“Setelah dijelaskan oleh bidan desa kalau vaksinasi tidak berisiko, akhirnya saya ikut vaksinasi,” tutur Rahayu.