
Reporter
Ahmad SuudiSelasa, 5 November 2019 - 03:30
Editor
Hari Istiawan
IJEN. Penunjuk jalan jalur pendakian Ijen dengan latar asap saat terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Pegunungan Ijen, Senin 21 Oktober 2019. Foto: Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi menyatakan tidak ada lagi titik api di Pegunungan Ijen. Dengan demikian, status tanggap darurat bencana tidak akan diperpanjang.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharram Suryadi mengatakan, tanggap darurat dinyatakan berakhir, Senin 4 November 2019. Tanggap darurat diberlakukan oleh Pemkab Banyuwangi sejak Selasa, 22 Oktober 2019, dan diperpanjang pada Senin, 28 Oktober 2019.
"Secara visual sudah tidak ada lagi titik api, sudah tidak ada lagi bara api, kepulan asap," kata Eka.
BACA JUGA: Berikut Data Kerugian Kebakaran Terbesar di Pegunungan Ijen
Selama masa tanggap darurat, tim gabungan yang dikomando Komandan Kodim 0825 Banyuwangi melakukan upaya normalisasi dan pemulihan darurat, atas terganggunya aktivitas masyarakat akibat karhutla. Sasarannya melakukan pemadaman darurat lewat udara dan darat.
Di darat upaya pemadaman api dilakukan dengan menyemprotkan air dengan dua selang sepanjang 100 dan 200 meter. Air yang dibawa dari bawah, wilayah Kabupaten Banyuwangi maupun Bondowoso, rata-rata dinaikkan sebanyak 15 tangki per hari.
BACA JUGA: Hari Ini, Bom Air Dijatuhkan untuk Padamkan Kebakaran di Ijen
Sementara dari udara dilakukan pengeboman air selama lima kali selama terjadi karhutla. Upaya pemadaman juga terbantu hujan lebat yang terjadi beberapa hari di awal November. "Dengan pertimbangan itu (tak ada titik api), operasi pemadaman dihentikan," kata Eka lagi.
Dipaparkannya Perhutani telah merilis laporan bahwa diperkirakan 150 sampai 200 hektare lahan di Gunung Ranti terbakar. Sementara di Cagar Alam Kawah Ijen Merapi Ungup-ungup seluas 900 hektare.
"Jadi total seluruhnya (yang terdampak) kebakaran di lereng Pegunungan Ijen sekitar 1.100 hektare," kata Eka.