
STUNTING: Pertumbuhan angka stunting di Kota Surabaya selama lima tahun terakhir ini mengalami penurunan signifikan. Ini menunjukan Pemkot Surabaya terbukti berhasil. Grafis: Gilang

Reporter
Gilas AudiJumat, 13 November 2020 - 01:00
Editor
Bruriy SusantoPERTUMBUHAN ANGKA STUNTING di Kota Pahlawan selama dari lima tahun terakhir ini, dari 2016 hingga 2020 mengalami penurunan yang signifikan. Hal itu menunjukan upaya menurunkan angka stunting yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah dianggap terbukti berhasil.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita). Penyebabnya, karena kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan (24 bulan kurang sehari).
“Anak stunting memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, rentan penyakit dan mempengaruhi produktivitas seseorang. Makanya, kami terus konsen dalam mencegah stunting, sehingga berhasil menurunkan angka stunting itu,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita.
Program yang dilakukannya dalam rangka mencegah stunting ini. Mulai dari Program Intervensi Spesifik (sektor kesehatan) maupun Intervensi Sensitif (di luar sektor kesehatan). Khusus intervensi spesifik atau sektor kesehatan, pemkot membuat program pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil, menyusui dan calon pengantin.